Usai mendapatkan perawatan medis selama kurang lebih 8 hari sejak tanggal 29 Mei 2024 hingga 5 Juni 2024, CC (16) asisten rumah tangga atau ART yang nekat lompat dari atap rumah majikannya meninggal dunia di RSUD Kabupaten Tangerang pada Rabu (5/6/2024) siang.
Jenazah remaja berusia 16 tahun tersebut telah menjalani autopsi untuk kepentingan penyidikan Kepolisian Metro Tangerang Kota, Polda Metro Jaya.
"Tindakan yang telah kami lakukan setelah menerima laporan korban melompat dari atap rumah majikannya itu, di tanggal 29 Mei, korban segera kami bawa ke RS Tiara, " kata Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho di ruang Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD Kabupaten Tangerang pada Rabu (5/6/2024) malam.
"Lalu keesokan hari 30 Mei 2024 korban dipindahkan ke RSUD Kabupaten Tangerang, untuk perawatan lebih intensif, 1 Juni pihak RSUD menyatakan jika korban tidak sadarkan diri dan dimasukkan ke ruang ICU, dan di hari Rabu, 5 Juni 2024 pihak RS menyatakan jika korban meninggal dunia, " tambah Zain didampingi Dirut RSUD Kabupaten Tangerang, Asisten 3 Pemkot Tangerang dan Kadinsos Kota Tangerang, di depan ruang Instalasi Pemulasaraan Jenazah. Rabu (5/6/2024) malam WIB.
Selanjutnya, usai melengkapi administrasi pengambilan jenazah dan melakukan autopsi. Dinsos Kota Tangerang dan Polres Metro Tangerang Kota membantu pemulangan dan pengawalan jenazah CC ke tempat asal korban, yakni di Karawang, Jawa Barat.
"Almarhumah hari ini dimakamkan di kampung halamannya, yakni Karawang, Jawa Barat. Kami turut berdukacita atas meninggalnya korban, " ucap Kapolres.
Dalam kasus ini, Polres Metro Tangerang Kota telah menetapkan 4 orang sebagai tersangka, termasuk majikan korban berinisial L.
Sementara, Direktur RSU Kabupaten Tangerang Endang Widyastiwi menjelaskan penyebab meninggalnya CC, meskipun telah menjalani perawatan medis. Ia mengungkapkan, salah satu penyebab pasien meninggal dunia karena mengalami luka memar di bagian paru-paru yang cukup serius.
"Kondisi ini bisa membuat penggumpalan darah di situ, ada trauma yang cukup dalam, yang akhirnya menyebabkan kematian, " pungkas Widyastiwi.